SitiJenar berpendapat dan menganggap dirinya bersifat Muhammad, yaitu sifat rasul yang sejati, sifat Muhammad yang Kudus." (serat Syekh Siti Jenar Pupuh III Dandhanggula, 41-42) Sebagai kelanjutan sikap madeg dan matep, maka hamba yang telah terhias jamal dan kamal Allahjuga memiliki sikap madhep ke arah yang benar, yakni hanya kepada Allah
SyehSiti Jenar Dalam mengenal Tuhan. Ajaran Siti Jenar memahami Tuhan sebagai ruh yang tertinggi, ruh maulana yang utama, yang mulia yang sakti, yang suci tanpa kekurangan. Itulah Hyang Widhi, ruh maulana yang tinggi dan suci menjelma menjadi diri manusia. Hyang Widhi itu di mana-mana, tidak di langit, tidak di bumi, tidak di utara atau selatan. Sampaidi sini, Syekh Siti Jenar semakin memahami makna hadist Rasulullah "al-Insan sirri wa ana sirruhu" (Manusia adalah Rahasia-Ku dan Aku adalah rahasianya). Sebenarnya inti ajaran Syekh Siti Jenar sama dgn ajaran sufi 'Abdul Qadir al-Jilani (w.1165), Ibnu 'Arabi (), Ma'ruf al-Karkhi, dan al-Jili.